Berkatdukungan kepercayaan Masyarakat, BPR Intidana, dapat meraih peringkat pertama selama 8 (delapan) tahun berturut-turut. Per September 2019, Aset BPR Intidana mencapai Rp.764.658 juta dengan kredit diberikan sebesar Rp.562.896 juta dan penghimpunan dana pihak ketiga (Deposito dan tabungan) sebesar Rp.299.340 juta.
100 BPR Terbesar, berdasarkan total asset dan point bisnis Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Susul menyusul masih terjadi pada putaran semester Juni 2010 ini, PT. BPR Karyajatnika Sadaya masih menduduki peringkat asset terbesar pertama dan disusul oleh PT. BPR Eka Bumi Artha di peringkat kedua. Sedangkan 10 dari 100 BPR Terbesar ranking pertama pertumbuhan asset diduduki oleh PT. BPR Surya sebesar +15,3 Point dan di posisi ke 2 dibayang - bayangi oleh PT. BPR Sri Artha Lestari dengan peningkatan asset sebesar +15,2 point. We continue to seek strategic measures in the product development Banking Smart System Peringkat Berdasarkan Asset Bisnis No Nama BPR Provinsi Des-08 Des-09 Jun-10 Point 1 PT. BPR Karyajatnika Sadaya Jawa Barat +8,5 2 PT. BPR Eka Bumi Artha Lampung +12,1 3 PT BPR Utomo Manunggal Sejahtera Lampung Lampung +6,9 4 PT. BPR Surya Jawa Tengah +15,3 5 PT. BPR Jawa Timur Jawa Timur +4,1 6 PT. BPR Sri Artha Lestari Bali +15,2 7 PT. BPR Dana Nusantara Kep. Riau +2,5 8 PT. BPR Delta Artha Jawa Timur +6,3 9 PD. BPR BAPAS 69 Jawa Tengah -5,3 10 PD. BPR BKK Karangmalang Jawa Tengah +9,8 90 BPR Lainnya Click Di sini Desember 2008, Desember 2009, Juni 2010 Peringkat Berdasarkan Point, Ratio Peningkatan Asset Point merupakan ratio atau persentase pertumbuhan dari periode sebelumnya. Contoh Juni 2010 - Des 2009/Des 2009*100 No Nama BPR Provinsi Des-08 Des-09 Jun-10 Point 1 PT. BPR Surya Jawa Tengah +15,3 2 PT. BPR Sri Artha Lestari Bali +15,2 3 PT. BPR Eka Bumi Artha Lampung +12,1 4 PD. BPR BKK Karangmalang Jawa Tengah +9,8 5 PT. BPR Karyajatnika Sadaya Jawa Barat +8,5 6 PT BPR Utomo Manunggal Sejahtera Lampung Lampung +6,9 7 PT. BPR Delta Artha Jawa Timur +6,3 8 PT. BPR Jawa Timur Jawa Timur +4,1 9 PT. BPR Dana Nusantara Kep. Riau +2,5 10 PD. BPR BAPAS 69 Jawa Tengah -5,3 90 BPR Lainnya Click Di sini Desember 2008, Desember 2009, Juni 2010 Sumber Data Bank Indonesia. Jika ada perbedaan, anda dapat klik di sini Statistik BPR Konvensional - Total Aset - Bank Sentral Republik Indonesia Ada di sini BANK PERKREDITAN RAKYAT SELURUH PROVINSI INDONESIA CLICK MUDAH DAN CEPAT Bali, Banten, Bengkulu, Yogyakarta, DKI Jaya, Gorontalo, Irian Jaya Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kep. Bangka Belitung, Kep. Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, NAD, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Like and Comments for This Video >> CLICK HERE ini adalah suatu strategi bisnis, All are coordinated by leaders from every business in > semuanya dikoordinasi oleh pemimpin - pemimpin dari setiap bisnis dengan their leadership style and motivation to be better, and become World Top Business. > gaya kepemimpinan dan motivasi mereka sendiri untuk menjadi lebih baik dan menjadi bisnis teratas di dunia Regardless of their business, businesses need data on the analysis. > terlepas dari bisnis mereka "apa yang mereka hasilkan", bisnis perlu data dalam analisa. The following is the World's TOP business ranking based on quality of growth for business brand value from year to year > berikut ini adalah ranking bisnis teratas dunia berdasarkan kualitas dari pertumbuhan nilai brand bisnis dari tahun ke tahun ..... 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 CLICK HERE
Wilayahoperasional BPR Gunung Rizki mencakup seluruh Jawa Tengah, dengan konsentrasi di 3 wilayah utama, yaitu Semarang, Ungaran, dan Solo. Berdiri pada tahun 2000, kini BPR Gunung Rizki telah berkembang pesat menjadi BPR swasta terbesar di kota Semarang. Aset per 31 Desember 2021 tercatat sebesar Rp. 1,152 Triliun, dan melalui 13 kantor yang
JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan OJK mengungkapkan jumlah bank perkreditan rakyat BPR dan bank perkreditan rakyat syariah BPRS terus mengalami September 2021, jumlah BPR dan BPRS menurun menjadi dengan rincian BPR dan 165 BPRS tersebar di seluruh Indonesia. Adapun, BPR dan BPRS terbanyak berada di Pulau Jawa dan Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, di mana BPR dan BPRS masih melakukan konsolidasi.“Jumlah BPR dan BPRS ini terus menunjukkan konsolidasi atau terus menurun, ini menandakan bahwa penguatan permodalan yang sudah kita dorong untuk terus meningkat, karena memang tantangannya semakin besar,” ujar Heru dalam Launching Roadmap Pengembangan Industri BPR dan BPRS 2021-2025, Selasa 30/11/2021. Heru melanjutkan, penurunan tersebut direspon oleh industri BPR untuk melakukan berbagai aksi korporasi, termasuk jumlah BPR dan BPRS di Indonesia terlihat dalam rentang 2015 hingga September 2021. Jumlah BPR mengalami penurunan sebesar 156 BPR sejak 2015, akibat merger atau konsolidasi. Pada 2016, terdapat BPR dan BPRS. Lalu, berkurang 13 menjadi pada 2017. Penurunan terus berlanjut pada 2018 menjadi BPR dan BPRS, lalu berkurang sebanyak 55 menjadi pada 2019. Sementara pada 2020 menurun sebanyak 40 BPR dan BPRS, yakni menjadi dengan aksi konsolidasi yang dilakukan, jumlah BPR dan BPRS digolongkan menjadi 3 kategori. Hingga September 201, BPRKU 3 dengan modal inti di atas Rp50 miliar tercatat memiliki sebanyak 71 BPRKU 2 dengan modal inti Rp15 miliar hingga Rp50 miliar sebanyak 272 BPR. Terakhir, BPRKU 3 dengan modal inti kurang dari Rp15 miliar sebanyak BPR. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini OJK bpr Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
BankBahteraMasyarakat masuk dalam daftar BPR terbesar di DKI Jakarta peringkat ke 4 dengan aset sebesar Rp 245,17 miliar, menurut Majalah Infobank tahun 2017. #Kredit #KreditMultiguna #KreditCepat #KreditRumah #KreditMotor #Pinjaman #ModalUsaha #Modal #Banking #Bisnis #Indonesia #Jakarta #Ayonabung
Foto Awet Abadi Komisaris Utama PT BPR Eka Bumi Artha. Dok. Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan OJK tengah mendukung perbankan untuk menambah modal inti setidaknya Rp 3 triliun atau bank tersebut turun menjadi Bank Perkreditan Rakyat. Namun siapa sangka, di tengah didorongnya penguatan BPR oleh pemerintah, ada pula BPR yang memiliki modal saat ini tengah diperkuat tata kelolanya dengan Rancangan Undang-Undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan RUU P2SK yang kini telah sah menjadi Undang-Undang UU.Melalui aturan yang juga disebut Omnibus Law Sektor Keuangan itu, pemerintah bahkan mengganti kepanjangan BPR menjadi Bank Perekonomian Rakyat. Otoritas Jasa Keuangan OJK juga telah mengeluarkan aturan yang mewajibkan BPR/BPRS memiliki modal inti minimum Rp 6 miliar pada akhir 2024. Meski cakupan bisnis BPR dianggap masih skala kecil dibandingkan dengan bank-bank konvensional, ternyata terdapat sejumlah BPR yang memiliki aset jumbo di Indonesia. Salah satunya adalah BPR Eka Bumi Artha Bank Eka yang kini tercatat sebagai BPR dengan jumlah aset terbesar di RedaksiOJK Patok Batas Penyaluran Kredit BPR, Maksimal Segini9 BPR Beraset Jumbo, Bank Konvensional LewatPolitisi Kawakan Yang Jadi Raja BPR di Ujung Timur IndonesiaBank Eka berlokasi di Kota Bumi, Lampung, dan memiliki total aset sebesar Rp 9,22 triliun, dengan realisasi pembiayaan mencapai Rp 4,54 triliun, dan himpunan dana pihak ketiga DPK senilai Rp 7,91 triliun. Total aset ini pun jauh di atas BPR yang memiliki total aset kedua terbesar setelahnya, yakni BPR Lestari Bali sebesar Rp 6,7 Bank Eka merupakan sebuah Bank Pasar Kosgoro yang didirikan pada 1967 dan belum berbadan hukum. Ini karena ketentuan yang mengatur tentang usaha Bank Pasar pada waktu itu belum ada, hingga Undang-undang Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 regulasi yang mengatur Bank Pasar terbit, pada 6 Agustus 1970 menteri keuangan mengirim surat ke Bank Indonesia dengan Nomor tentang Pendirian Bank-bank desa dan Bank-bank pasar, beserta surat edaran yang isinya mewajibkan bank desa dan bank pasar memiliki izin pendirian dari menteri ini diikuti oleh terbitnya Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/829/UPPB/PpB yang berisi pedoman-pedoman sementara mengenai usaha Bank Pasar. Berbagai aturan ini pun membuat para pendiri Bank Pasar Kosgori mulai berbenah supaya bank yang dikelolanya sesuai ketentuan pemerintah dan otoritas 28 Agustus 1972, Awet Abadi dan Anwar Jacub, bersama-sama bertindak sebagai kuasa dari Sukemi, Soekarno Gondoatmodjo, Bedjo Setiadarma, Raden Supena, Raden Sabikoen, dan Raden Soedarsono yang merupakan pendiri dan pemilik bank itu, bersepakat mendirikan perseroan dengan nama 'PT Bank Pasar Eka Karya', berkedudukan di Metro, saat pendiriannya, modal dasar BPR ini adalah sebesar Rp 3 juta yang terdiri dari 200 saham utama senilai Rp atau sebesar Rp dan 100 saham biasa Rp atau sebesar Rp jumlah itu, modal yang ditempatkan pada saat pendirian sebanyak 60 saham utama yaitu masing-masing 10 atas nama Awet Abadi, Anwar Jacub, Sukemi, dan Soekarno Gondoatmodjo, serta masing-masing 5 saham utama atas nama Bedjo Setiadarma, Raden Supena, Raden Sabikoen dan Raden modal ditempatkan seluruhnya sebesar Rp dan telah disetorkan tunai sebanyak 10% atau Rp beberapa pendiri ini, bisa dibilang nama Awet Abadi yang paling dikenal. Dirinya dulu merupakan pimpinan organisasi petani, pimpinan organisasi masyarakat kecil, kemudian pimpinan organisasi para pengusaha di Kamar Dagang dan Industri KADIN, dan bergerak dalam bidang pendidikan serta juga yang membentuk Sekretariat Bersama Sekber Golkar pertama tahun 1967 di Metro dahulu Lampung Tengah. Melalui jalur itu dia duduk di kursi DPR Gotong Royong tahun 1970. Selama tiga periode berturut-turut dia menjadi anggota DPRD dan pernah menjadi ketua tingkat nasional, Awet pernah menjadi anggota MPR tahun 1982 untuk satu periode dan menjabat ketua umum DPP Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Perbarindo.Di bidang olahraga dirinya juga pernah menjadi ketua harian Komite Olahraga Nasional Indonesia KONI dan kini menjadi Dewan Penasehat KONI Metro serta menjabat Komisaris Utama Bank Eka. [GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya Siap-siap BPR Ganti Nama, Begini Penjelasan Sri Mulyani! dem/dem
Mataram IDN Times - Pengamat Kebijakan Publik, Bambang Haryo memberikan tanggapan dan pandangannya terkait subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) petrol 95 (oktan 95) yang ada di Malaysia dan subsidi harga BBM pertalite oktan 90 yang ada di Indonesia .Dia mengkritisi pernyataan pihak Pertamina terkait subsidi BBM Malaysia yang jauh lebih besar daripada Indonesia.
BuatAnda yang tertarik untuk simpan deposito di BPR, Anda bisa simak tawaran tingkat suku bunga deposito di 10 BPR terbesar di Indonesia. berikut bunga deposito yang ditawarkan oleh BPR dengan aset di atas Rp 1 triliun : 1.BPR Bapas 69. Bunga tertinggi 5,50% dengan simpanan di atas Rp 50 juta untuk tenor 1 tahun, dan bunga 5,2% dengan Foto Awet Abadi Komisaris Utama PT BPR Eka Bumi Artha. Dok. Jakarta, CNBC Indonesia - Ditengah kehebohan banyak bank konvensional kesulitan untuk memenuhi modal inti Rp 3 triliun, ternyata ada Bank Perkreditan Rakyat BPR yang asetnya tergolong jumbo, dan bahkan jauh diatas Eka Bumi Artha Bank Eka salah satunya dan kini tercatat sebagai BPR dengan jumlah aset terbesar di Indonesia. Bank Eka yang berlokasi di Kota Bumi, Lampung memiliki total aset sebesar Rp 9,22 triliun, dengan realisasi pembiayaan sebesar Rp 4,54 triliun dan himpunan dana pihak ketiga DPK senilai Rp 7,91 Bank Eka merupakan sebuah Bank Pasar Kosgoro yang didirikan pada tahun 1967 dan belum berbadan hukum karena ketentuan yang mengatur tentang usaha Bank Pasar pada waktu itu belum ada. Sejalan dengan telah diundangkannya Undang-undang Perbankan Nomor 14 Tahun 1967, maka pada tanggal 6 Agustus 1970 Menteri Keuangan mengirim surat pada Direksi Bank Indonesia Nomor tentang Pendirian Bank-bank desa dan Bank-bank berkaitan dengan surat tersebut, dikeluarkan pula Surat Edaran kepada seluruh lembaga perbankan yang telah ada yang intinya bahwa pendirian bank desa maupun bank pasar terlebih dulu harus memperoleh izin dari Menteri pada tanggal 21 Januari 1971 Bank Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/829/UPPB/PpB yang berisi pedoman-pedoman sementara mengenai usaha Bank surat kedua dari kedua pejabat otoritas moneter tersebut,para pendiri Bank Pasar Kosgoro sepakat untuk melanjutkan usaha bank pasar yang sesuai dengan ketentuan pemerintah yang mengatur bank pasar tersebut. Para pendiri sepakat untuk mengubah Bank Pasar Kosgoro menjadi bank yang sesuai dengan aturan tersebut dengan nama Bank hari Senin tanggal 28 Agustus 1972, Awet Abadi dan Anwar Jacub, bersama-sama bertindak sebagai kuasa dari Sukemi, Soekarno Gondoatmodjo, Bedjo Setiadarma, Raden Supena, Raden Sabikoen dan Raden Soedarsono yang merupakan pendiri dan pemilik Bank Eka bersepakat untuk mendirikan perseroan dengan nama 'PT Bank Pasar Eka Karya', berkedudukan di Metro, saat pendirian tersebut, modal dasar perseroan adalah sebesar Rp. tiga juta rupiah, yang terdiri dari 200 saham utama senilai Rp atau sebesar Rp dan 100 saham biasa Rp atau sebesar Rp jumlah tersebut, modal yang ditempatkan pada saat pendirian adalah sebanyak 60 saham utama yaitu masing masing 10 atas nama Awet Abadi, Anwar Jacub, Sukemi, dan Soekarno Gondoatmodjo, dan masing masing 5 saham utama atas nama Bedjo Setiadarma, Raden Supena, Raden Sabikoen dan Raden Sudarsono. Sehingga modal ditempatkan seluruhnya sebesar Rp dan telah disetorkan tunai sebanyak 10% atau Rp beberapa pendiri tersebut, bisa dibilang nama Awet Abadi yang paling dikenal. Dirinya dulu merupakan pimpinan organisasi petani, pimpinan organisasi masyarakat kecil, kemudian pimpinan organisasi para pengusaha di Kamar Dagang dan Industri KADIN, dan bergerak dalam bidang pendidikan serta juga yang membentuk Sekretariat Bersama Sekber Golkar pertama tahun 1967 di Metro dahulu Lampung Tengah. Melalui jalur itu dia duduk di kursi DPR Gotong Royong tahun 1970. Selama tiga periode berturut-turut dia menjadi anggota DPRD dan pernah menjadi ketua tingkat nasional, Awet pernah menjadi anggota MPR tahun 1982 untuk satu periode dan menjabat ketua umum DPP Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Perbarindo. Di bidang olahraga dirinya juga pernah menjadi ketua harian Komite Olahraga Nasional Indonesia KONI dan kini menjadi Dewan Penasehat KONI Metro serta menjabat Komisaris Utama Bank Eka. [GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya Siap-siap BPR Ganti Nama, Begini Penjelasan Sri Mulyani! ayh/ayhDaridaftar di atas, rata-rata perusahaan terbesar bergerak di sektor perbankan. Beberapa bank yang masuk golongan perusahaan terbesar, baik dari segi kapitalisasi pasar maupun asetnya, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank Negara Indonesia (BBNI).JAKARTA, - Otoritas Jasa Keuangan OJK mencatat, jumlah bank perkreditan rakyat BPR dan bank perkreditan rakyat syariah BPRS terus menurun. Tercatat hingga September 2021, jumlah BPR dan BPRS di Indonesia mencapai unit, terdiri dari BPR dan 165 BPRS. Dengan jumlah tersebut, maka tren penurunan jumlah BPR dan BPRS terus berlanjut. Tercatat pada 2016 terdapat BPR dan BPRS, kemudian pada 2017 terdapat unit, tahun 2018 terdapat unit, tahun 2019 unit, dan pada 2020 sebanyak juga OJK Luncurkan OBox untuk BPR dan BPRS, Apa Itu? Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan, tren penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh aksi korporasi berupa penggabungan atau merger antara sejumlah BPR dan BPRS. Aksi korporasi berupa merger memang banyak dipilih oleh BPR dan BPRS untuk memenuhi ketentuan kewajiban modal inti yakni Rp 3 miliar di 2020 dan Rp 6 miliar pada 2024, sebagaimana diatur dalam Peraturan POJK Nomor 5/ tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Pemenuhan Modal Inti Minimum BPR. "Kita melihat juga dalam beberapa tahun terakhir, BPR kita atau BPRS kita juga masih melakukan konsolidasi," kata Heru dalam Launching Roadmap Pengembangan Industri BPR dan BPRS 2021-2025, Selasa 30/11/2021. Menurut Heru, dengan terus berkurangnya jumlah BPR dan BPRS, menunjukan respon positif dari ketentuan OJK terkait ketentuan modal inti minimum untuk mendukung kegiatan bisnis setiap unit."Karena memang tantangannya smeakin besar, ini direspon oleh industri BPR, mereka berbagai aksi korporasi termasuk konsolidasi yang kita lihat," ujarnya. Seiring dengan aksi konsolidasi yang dilakukan, jumlah BPR dan BPRS yang tergolong dalam BPRKU 1 atau memiliki modal inti kurang dari Rp 15 miliar, juga mengalami penyusutan. Tercatat hingga September 2021 jumlah BPR dan BPRS yang tergolong dalam BPRKU 1 sebanyak unit, atau telah berkurang 306 unit dari tahun 2015. Pada saat bersamaan, jumlah unit BPR dan BPRS tergolong BPRKU 2 atau memiliki modal inti Rp 15 miliar - Rp 50 miliar mengalami pertumbuhan, dari posisi 2015 sebanyak 158 unit, menjadi 272 unit sampai dengan akhir kuartal III-2021. Adapun BPR dan BPRS tergolong BPRKU 3 atau memilki modal inti lebih dari Rp 50 miliar juga mengalami kenaikan, yani dari 35 unit pada 2016, menjadi 71 unit pada akhir September 2021. "Ini menunjukan respon dari ketentuan kita direspons dengan baik," ucap Heru. Baca juga Pengertian BPR, Fungsi, dan Perbedaannya dengan Bank Umum Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Salahsatu BPR terbesar di Indonesia yang berkantor pusat di Jalan Teuku Umar, Denpasar, yakni PT. BPR Lestari Bali juga memiliki kinerja yang baik. Hal ini berdasarkan kinerja per November 2021, dimana posisi asset Rp.7,14 triiliun, naik sebesar 6,58% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.Konsultan brand valuation valuasi merek terkemuka di dunia Brand Finance mempublikasikan Brand Finance Indonesia 100 2023 yang berisikan daftar 100 merek paling bernilai dan merek paling kuat di Indonesia. Dalam publikasi tersebut, brand BRI dinobatkan sebagai brand dengan valuasi paling tinggi atau paling bernilai di Indonesia, yakni sebesar USD4,3 miliar atau setara Rp63,86 triliun dengan kurs per US$ dan BRI mendapatkan rating AAA. BRI pun berhasil naik peringkat, dari peringkat kedua pada tahun 2022 lalu menjadi peringkat teratas di tahun 2023. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, valuasi merek BRI tercatat tumbuh 15% secara year on year. Jika ditarik lebih jauh, sejak tahun 2018 valuasi merek BRI telah meningkat sebesar USD1,2 miliar atau tumbuh 38%. Baca Juga Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PLN Laksanakan Coastal Clean Up Serentak Adapun 10 brand paling bernilai di Indonesia atau Top 10 Most Valuable Indonesia Brands’ versi Brand Finance 100 tahun 2023 secara berturut-turut adalah BRI, Telkom Indonesia, Pertamina, Mandiri, HM Sampoerna, BCA, Gudang Garam, A Mild, PLN dan BNI. Terkait dengan pencapaian tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa hal tersebut menjadi bentuk apresiasi atas keberhasilan BRI dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, sehingga BRI mampu terus meningkatkan reputasi dan kepercayaan masyarakat secara jangka panjang. “BRI berhasil menjadi merek dengan nilai tertinggi dan yang melekat di masyarakat. Ini bukti dari keberhasilan perseroan dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat luas," jelas Sunarso. Baca Juga Daftar Warga Asing yang Datang ke Sulut, Negaranya punya Kekuatan Ekonomi Politik Teknologi Terkuat di Dunia Keberhasilan BRI memuncaki daftar merek paling bernilai di Indonesia tak lepas dari kinerja keuangan yang kuat dari perseroan. Pada 3 bulan pertama kuartal I tahun 2023, BRI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp15,56 triliun, tumbuh 27,4% dibandingkan tahun sebelumnya. “Pencapaian tersebut tak lepas dari komitmen BRI yang mampu menciptakan value secara konsisten dengan fokus tumbuh pada segmen UMKM, dengan pengelolaan risiko yang baik. Di samping itu, BRI juga terus melanjutkan transformasi digital untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, serta meningkatkan pelayanan kepada para nasabah,” lanjutnya. BRI juga terus tumbuh secara anorganik melalui berbagai aksi korporasi, salah satunya pada tahun 2022, BRI berhasil mengakuisisi Danareksa Investment Management, dengan tujuan untuk memantapkan diri sebagai one-stop financial services provider. Dari sisi wholesale, BRI menangkap kebutuhan digital nasabahnya dengan meluncurkan QLola pada tahun 2022. Baca Juga Penyuluh Informasi Publik sebagai Garda Terdepan Melawan Hoaks dalam Pemilihan Umum Serentak 2024 Faktor lain yang membuat valuasi merek BRI terus naik yakni keberadaan super apps BRImo yang telah menjadi aplikasi perbankan yang memiliki paling banyak pengguna di Indonesia, dengan mencapai lebih dari 26,3 juta total pengguna pada akhir kuartal I 2023 dengan volume transaksi finansial mencapai sebesar Rp884 triliun selama 3 bulan, atau meningkat 99,07% yoy. Sunarso menambahkan kehadiran super apps BRImo sejalan dengan perubahan preferensi nasabah yang semakin gemar dengan transaksi digital, khususnya di segmen mikro & ultra mikro. Alhasil layanan perbankan dapat lebih efektif, efisien, dan terintegrasi sesuai dengan journey literasi digital masyarakat Indonesia. Disamping itu, BRI juga tetap berkomitmen untuk terus melanjutkan keselarasan praktik bisnisnya dengan penerapan prinsip-prinsip environmental, social, & governance ESG. Hingga akhir Kuartal I 2023, BRI telah menggelontorkan Rp710,9 triliun pembiayaan kepada aktivitas bisnis yang berkelanjutan, angka tersebut menjadi yang tertinggi di Indonesia.Secaragaris besar, BPRS merupakan bank berprinsip syariah yang tidak menyediakan jasa dalam lalu lintas kegiatan pembayaran. Jenis bank seperti BPRS ini berbeda dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang lebih dulu dikenal nasabah di Indonesia. Dalam artikel ini, pembaca atau calon nasabah diharapkan bisa memahami dan membedakan antara BPRS
JAKARTA – Di tengah upaya mempercepat konsolidasi dan peluang meningkatkan modal melalui initial public offering IPO, sejumlah Bank Perkreditan Rakyat BPR tercatat memiliki total aset bernilai Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan UU PPSK, BPR dapat melakukan penawaran umum di bursa efek dengan syarat dan ketentuan yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK.Berdasarkan penelusuran Bisnis, Rabu 4/1/2023, dari laporan keuangan masing-masing perusahaan, sedikitnya ada lima BPR yang memiliki aset di atas Rp2 triliun. Kelima bank ini tersebar di beberapa provinsi di Indonesia, mulai dari Lampung hingga BPR Eka Bumi Artha yang berada di Provinsi Lampung tercatat menjadi BPR dengan aset terbesar yakni Rp9,24 triliun hingga akhir September 2022. Selain itu, ada juga PT BPR Lestari Bali yang mencatatkan total aset Rp6,78 triliun pada periode sama. data di akhir tulisan Sementara itu, merujuk Laporan Profil Industri Perbankan Indonesia yang dirilis OJK, total aset BPR sampai dengan akhir September 2022 mencapai Rp175,65 miliar. Realisasi ini meningkat sebesar 8,18 persen dibandingkan periode sama tahun lalu year-on-year/yoy.Adapun total dana pihak ketiga atau DPK pada periode tersebut mencapai Rp122,90 miliar atau naik 8,79 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini ditopang oleh tabungan yang meningkat 13,85 persen yoy, sementara deposito naik 6,66 persen DPK di BPR masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dengan pangsa 61,30 persen, diikuti oleh Sumatera sebesar 16,90 persen, dan Bali-Nusa Tenggara memiliki pangsa 13,04 dengan kredit, seluruh BPR di Indonesia mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp126,05 miliar sampai dengan kuartal III/2022. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan 9,91 persen dibandingkan kuartal ketiga tahun jenis penggunaanya, sebagian besar kredit BPR disalurkan untuk kredit produktif dengan persentase 54,58 persen, yang terdiri atas kredit modal kerja sebesar 46,79 persen dan kredit investasi menyumbang 7,79 daftar aset BPR bernilai lebih dari Rp2 triliun per kuartal III/2022Nama BPRAsalAsetBPR Eka Bumi ArthaKota Bumi, Lestari BaliDenpasar, Surya YudhakencanaBanjarnegara, Jawa HasamitraMakassar, Sulawesi Modern ExpressAmbon, Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini bpr IHSG ipo Editor Anggara Pernando Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
BPRLestari Jabar adalah bagian dari BPR Lestari Group yang merupakan salah satu group BPR terbesar di Indonesia. Dengan total aset group sebesar 7,7 Triliun, menjadikan BPR Lestari Jabar lembaga keuangan terpercaya untuk memenuhi kebutuhan finansial Anda.
Jakarta–Tidak hanya mampu tumbuh ditengah kepungan bank umum, sejumlah BPR tercatat memiliki aset yang mampu mengalahkan bank data Biro Riset Infobank birI, per September 2015, secara keseluruhan ada 27 BPR yang asetnya melebihi aset 34 bank umum. Aset 27 BPR tersebut berkisar antara Rp396,33 miliar milik BPR BP Kota Bandar Lampung dan Rp5,61 triliun milik BPR Eka Bumi Artha dari Kota Metro, Lampung. Dengan kepemilikan aset tersebut, BPR Eka mengukuhkan diri sebagai BPR terbesar di Indonesia, sekaligus melampaui kepemilikan aset 34 bank umum. Sementara itu, aset BPR BP Kota Bandar Lampung melampaui aset yang dimiliki satu bank BPR Eka Bumi Artha, BPR beraset jumbo lainnya adalah BPR Karyajatnika Sadaya BPR KS dari Kota Bandung, Jawa Barat. Per September 2015 aset BPR KS tercatat Rp4,47 triliun. Dengan kepemilikan aset sebesar itu, BPR KS menjadi BPR terbesar kedua di Indonesia. BPR ketiga terbesar adalah BPR Sri Artha Lestari yang berkantor pusat di Denpasar, Bali. Per September 2015 BPR Lestari menguasai aset Rp3,04 Riset Infobank mencatat, ada sembilan BPR yang asetnya di atas Rp1 triliun. Sebuah fakta yang menarik, sembilan BPR tersebut beroperasi di kota-kota besar atau ibu kota provinsi yang dihuni bank umum besar. Ini menunjukkan bahwa BPR tidak hanya mampu untuk survive di tengah kepungan bank umum, tapi juga dapat tumbuh menjadi lembaga keuangan yang saja BPR Jawa Timur BPR Jatim yang berkantor pusat di Surabaya. Sebagai ibu kota provinsi, Surabaya merupakan pusat kegiatan ekonomi dan keuangan di Jatim. Kendati dikepung bank umum besar, BPR Jatim mampu tumbuh dan membesarkan asetnya hingga mencapai Rp2,14 triliun dan menjadi BPR terbesar keempat di Indonesia. Jatim juga merupakan provinsi dengan populasi BPR terbanyak di Indonesia. Pada September 2015 sebanyak 325 BPR beroperasi di lainnya yang beroperasi di ibu kota provinsi dengan aset di atas Rp1 triliun antara lain BPR Palu Loka Dana yang beroperasi di ibu kota Sulawesi Tengah, Palu, dengan aset Rp1,67 triliun; BPR Modern Express aset Rp1,21 triliun dari Ambon, Maluku; lalu ada BPR Hasa Mitra aset Rp1,15 triliun dari Makassar, Sulawesi Selatan; dan BPR Utomo Manunggal Sejahtera Lampung aset Rp1,06 triliun dari Bandar Lampung, BPR lainnya beroperasi di wilayah yang tidak menjadi pusat kegiatan ekonomi. Kendati beroperasi di wilayah yang perputaran uangnya tidak sekencang di ibu kota provinsi, mereka masih mampu menumbuhkan bisnisnya. Contohnya adalah BPR Surya Yudhakencana dari Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Per September 2015 BPR Surya Yudhakencana memiliki aset Rp1,14 triliun. Biro Riset Infobank mencatat, cukup banyak BPR yang asetnya telah melampaui aset bank umum beroperasi di selain ibu kota 10 BPR Dengan Aset Jumbo Per September 20151. BPR Eka Bumi Artha-Kota Metro aset Rp5,61 miliar 2. BPR Karyajatnika Sadaya-Kota Bandung aset Rp4,47 miliar 3. BPR Sri Artha Lestari-Kota Denpasar aset Rp3,04 miliar 4. BPR Jawa Timur-Kota Surabaya aset Rp2,14 miliar 5. BPR Palu Lokadana Utama-Kota Palu aset Rp1,67 miliar 6. BPR Modern Express-Kota Ambon aset Rp1,21 miliar 7. BPR Hasa Mitra-Kota Makassar aset Rp1,15 miliar 8. BPR Surya Yudhakencana-Banjarnegara asset Rp1,14 miliar 9. BPR Utomo Manunggal Sejahtera Lampung-Kota Bandar Lampung aset Rp1,06 miliar 10. BPR Irian Sentosa-Kota Jayapura aset Rp797,39 juta Sumber Biro Riset Infobank* Happy Fajrian.